Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 14 Desember 2013

Cerpen persahabatan

Challista sahabatku
Kami saling kenal sejak duduk  di bangku sekolah dasar. Aku, CallistaDini,  dan Fania berteman sudah sangat lama. Hari ini kami ada acara untuk pergi ke toko buku.
“sudah jam berapa sekarng?”kataku sambil melihat kearah jam dinding.
“ ibu, aku ingin pergi bersama Calista dan sahabatku yang lain ya?” kataku sambil membujuk ibu. Yang saat itu sedang berdiri tepat dihadpanku.
“pergi kemana sayang?”tanya ibu sambil membelai rambutku. yang masih duduk dikamar menunggu jawaban ibu,
 “ke toko buku bu, jangn khawatirkan aku” kataku sambil meraih tangan ibu dan berharap agar ibu mengijinkan aku pergi bersama sahabatku.
“hmm ya sudah,, kalau begitu kamu segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi. Nanti callista keburu datang menjemputmu”kata ibu sambil  bejala menuju kamar.
“Baik buu....” hatiku senang karena hari ini akan bertemu dengan sahabtku  callista..
Selesai aku mandi,dan siap untuk pergi tiba-tiba suara handphone berbunyi.
Callista: “ sai,maaf  aku tidak  bisa jemputmu dirumah ,aku tunggu di halte depan Grand mall saja  ya?”
“kamu menggunakan pakaian berwarna apa?”tanyaku pada callista.
“aku menggunakan pakaian berwarna biru muda”
“baiklah, sampai berjumpadi halte “ ku balas sms callista.
“buu aku berangkat dulu yaa?”dengan terburu-buru  memkai sepatu.
“iya sayang,, hati-hati dijalan. Tapi pakah kamu tidak akan di jemput oleh callista?” tanya ibu padaku sedikit khawatir.
“ tidak  ibu,dia tidak bisa menjemputku. Dan kita sudah berjaji akan bertemu dihalte depan GM”.
Sesampainya aku di halte, tak terihat seorang gadis yang menggunakan baju berawarna biru muda,yaitu callista . aku sedikit cemas,karena sedaritadi aku mencoba menghubungi nomer handphonenya tak kunjung di jawab. Aku mencoba untuk bertanya pada orang sekitar bahwa apakah melihat gadis yang sedang menunggu di halte tersebut? Dan mereka jawab tidak melihat seorang gadis disana.
Entah mengapa firasatku merasa ada sesuatu yag terjadi pada callista, aku mencoba menghubungi nomer handphone Fania juga Dini untuk bertanya tentang keberadaan cllista. Dan akhirnya aku mendapat jawaban dari dini bahwa calista mengalami kecelakaan di perempatan jala . Tersentak hatiku mendengar jawaban dari dini itu, padahal aku sudah sangat merindukan callista, karena sudah lama aku tak bertemu dengan callista dan kali ini kami telah merencanakan untuk bertemu dan membeli  buku bersama. Tapi rencana Alloh berbeda dengan rencana kami. Alloh menjemput calista lebi dulu.
Aku segera pergi menuju rumah sakit untuk menemui callista,sahabatku. Sesampainya disana aku sangat sedih melihat keadaan callista yang sangat kritis. Aku lari menuju kamar jenazah,langsung  Kupeluk tubuh callista yang tak berdaya itu dengan penuh kasih. Tak terasa air mataku  menitik membasahi pipi,sedih memang meihat keadaannya sekarang.
Dalam benak teringat kenanganku bersama callista, dia adalah gadis yang selalu ceria, kreatif dan penuh semangat. Setiap hari kala aku masih satu sekolah dengannya,aku sering dihibur olehnya ketika aku sedang sedih atau sedang ada masalah. Sungguh indah kenagan itu. Sampai kapanpun aku tak akan melupakannya,karena dia adalah sahabat baikku. Selamat jalan sahabat,semoga kau pergi dengan tenang. Maafkan aku jika aku tak dapat jadi sahabat terbaikmu yang ada ketika kau akan pergi jauh....
Kupanjatkan doa untuknya, agar dia bahagia di surga sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar